Tuesday, May 14, 2013

2 Respon Yang Berbeda

Liburan Golden Week* kemarin saya berkesempatan terbang bersama Raihan -anak saya yang belum genap berumur 2 bulan- ke Indonesia untuk bersilaturahim dengan keluarga sekaligus melaksanakan Aqiqah Raihan. Ini dia Raihan ^_^


Penerbangan dari Osaka ke Indonesia (Bandung atau Jakarta) dengan singgah di Kuala Lumpur (Malaysia) memakan waktu kira-kira 8 jam (tidak termasuk waktu transit). Perjalanan panjang tersebut pastinya melelahkan apalagi untuk bayi yang baru merasakan hidup di dunia luar beberapa minggu saja.

Karena bayi hanya bisa menangis untuk berkomunikasi, alhasil, Raihan menangis cukup sering dan lama di dalam pesawat. Kami (saya dan suami) hanya bisa menenangkan dengan menggendong, memberi ASI, atau mengganti popoknya. Tapi apa mau dikata, tangisan-tangisan itu tidak berhenti, kecuali sebentar saja.

Mendengar tangisan bayi yang cukup lama pada penerbangan yang memakan waktu 6 jam, pastinya membuat penumpang yang lain kurang nyaman. Pada saat tersebutlah kami mendapatkan 2 respon yang berbeda dari para penumpang; penumpang penerbangan (a) dari Osaka ke KL yang mayoritas orang melayu dan (b) dari KL ke Osaka yang mayoritas orang Jepang yang pulang dari liburan.

Pada perjalanan dari Osaka ke KL, saat Raihan menangis dan saya atau suami menggendongnya, saya banyak melihat pandangan yang khawatir atau kasihan terhadap saya atau Raihan. Tidak hanya "tatapan" yang saya terima, tapi juga saran dan bantuan dari pramugari untuk menenangkan Raihan. Meski dari respon tersebut saya benar-benar merasa mengganggu ketenangan pihak lain, tapi saya pun berterima kasih karena ternyata mereka perduli secara nyata.

Pada perjalanan dari KL ke Osaka, Raihan tetap menangis seperti perjalanan sebelumnya. Kebanyakan penumpang lain cuek-cuek saja dan terlihat tidak perduli. Namun sesekali saat saya berpandangan langsung dengan mereka, mereka bilang "ganbatte ne" atau "ganbatte kudasai"** yang diiringi dengan senyuman. Mereka memang tidak memberikan saran atau bantuan secara nyata, tapi kata-kata penyemangat itu memberi saya harapan baru dalam menenangkan Raihan.

Dari 2 respon/tanggapan tersebut manakah yang lebih baik/buruk? Bagi saya, baik/buruk adalah bagaimana kita menerimanya. Namun jika ditanya, respon mana yang membuat saya lebih senang? Maka akan saya jawab: respon yang ke 2. Memang di respon yang pertama saya terbantu namun saat interaksi pertama kali, ada perasaan atau penilaian bahwa usaha saya kurang atau salah. Sedangkan dengan respon yang kedua, saya merasa usaha saya dalam menangani kesulitan-kesulitan tersebut dihargai. Seakan-akan mereka berkata: "ayo sedikit lagi, semangat ya...."

Kejadian tersebut membuat saya berkaca pada diri sendiri. Sebelumnya saya menganggap setiap masalah harus dicari/ada solusinya sehingga tanpa disadari saya sering memberikan saran-saran yang sebenarnya tidak dibutuhkan orang lain. Malah mungkin tindakan/respon saya tersebut menyinggung/menyakiti hati mereka (mohon maaf ya TT~TT). Sehingga pengalaman kemarin mengingatkan saya untuk lebih mau mendengarkan orang lain dan membalasnya dengan perkataan yang dapat memberikan harapan pada kesulitan-kesulitan mereka. Dan berilah saran saat diminta ^_^


*Pada kalender Jepang terdapat 4 hari libur yang berdekatan dalam 1 pekan sehingga para pekerja kantoran sering mengambil kesempatan untuk libur panjang pada pekan tersebut. Pekan tersebut biasa disebut Golden Week yaitu dimulai dari 29 April sampai 5 Mei setiap tahunnya.
**Kata "ganbatte" memiliki kata dasar "ganbaru" yang diterjemahkan menjadi "bertahan" namun dapat diartikan sebagai "berjuang/bersemangat". Jadi "ganbatte ne" dan "ganbatte kudasai" mirip dengan "berjuang ya" atau "tetap semangat ya" 

2 comments:

  1. wuiiih.. t'nisa, ud jalan2 jauh aja.heuu,jd tegang nih ntr bln agustus jg insya Allah hrs melewati hampir 20 jm perjalanan bersama baby.hwaa,takut nangis2 di pesawat..ntar panik sendiri T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga usah panik, nangis mah biasa dan normal B) yg penting stamina ortu nya biar kuat gendong2 lama ^~^

      Delete