Wednesday, June 27, 2007

mungkin aku hanya terlalu takut bersentuhan dengan realita

Pekan sidang sudah lewat. Ada perasaan tidak enak yang hadir. Bukan karena iri atau menyesal tidak berjuang lebih keras lagi untuk menyelesaikan TA, tapi lebih pada perasaan takut akan waktu saat Sa menjalani masa-masa setelah sidang.

Mungkin sidang membuat kita lepas dari satu amanah dan satu dunia yang telah dijalani selama kurang lebih 4 tahun ini -sesuatu yang melegakan- tapi kedepannya mungkin akan lebih sulit lagi.

1. setelah lulus nanti akan terlihat memalukan jika "wah ternyata sarjana elektro tidak bisa apa-apa"
2. berpisah dengan teman-teman yang selama ini selalu bersama, saling mengingatkan, berbagi kegembiraan, walau kadang tersisip kerikil rasa marah
3. perubahan diri di masa depan nanti menjadi model orang yang dibenci saat sekarang. kita tidak bisa sombong untuk mengatakan "kita akan sebaik ini sampai akhir hayat". Sa hanya berharap Allah tetep menjaga Sa tetap dijalan ini, jalan yang baik

Dari semua yang dikhawatirkan,

"mungkin aku hanya terlalu takut bersentuhan dengan realita"

nb: semoga kita tetap memiliki kerendahan hati untuk memperbaiki saudara kita dan mau mendengarkan nasihat saudara kita.

2 comments:

  1. Sa, layaknya seekor burung, yang pagi pergi dari sarangnya
    dalam keadaan perut kosong, pulang disore hari dalam keadaan kenyang.
    Begitu juga manusia, setiap jiwa sudah ditentukan rizkinya masing-masing.
    Bahkan seekor ayam yang hanya bermodal "ceker-ceker" kaki, eh
    ketemu juga tuh jagung, nasi, cacing, yang bisa membuatnya kenyang.
    Padahal ayam ga pernah kuliah, ayam ga pernah ikut pelatihan kerja, magang,
    dan sebagainya.

    Allah telah menjamin rizki bagi seluruh makhluknya. Itu aqidah.
    Disebutkan dlm hadits, Malaikat Jibril pernah membisikkan kedalam qalbu Rasulullah
    sholallahu 'alaihi wasallam, bahwa tidaklah setiap orang itu akan mati kecuali
    setelah mengenyam seluruh rizki yang telah Allah takdirkan kepadanya.
    Kita tahu bahwa ketika ditiupkan roh kedalah tubuh manusia, dituliskan kepadanya
    4 kata: Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya.
    Jika rizki seseorang sudah seret, maka itu salah satu tanda bahwa ajalnya sudah dekat.
    Seperti kisah sahabat Abdullah bin Mubarak, yang konon memiliki harta
    alf-alf dinar (berjuta dinar), setelah hartanya mulai habis, dia berkata
    "maka ajalku telah dekat". Sehingga seharusnya tidak ada kekhawatiran bagi
    setiap muslim dlm masalah ini. Coba baca hadits arba'in ke 4 dan 19.

    Justru yang menjadi kekhawatiran kita adalah perkara iman.
    Allah telah menjamin rizki kita, tapi Allah tidak menjamin bahwa kita akan
    menjadi orang beriman. Yang harusnya membuat takut adalah apakah kita menjadi
    orang yang beriman (kata iman disini sekaligus berarti beramal, sholih, mushlih dsb
    "faidza ijtama'a iftaroqo, faidza iftaroqo ijtama'a").
    Salah satu yang bisa menambah iman adalah ilmu. Ilmu itu penting.
    Hadits arba'in annawawi termasuk kitab yang kecil tapi isinya banyak,
    mengandung hadits-hadits jawami'ul kalim (singkat tapi padat makna),
    sehingga mudah untuk dibaca.

    ReplyDelete
  2. katanya mau posting ttg dufan??? :D

    semangat ya! kayanya semua orang (terutama mahasiswa) punya masalah yang sama (takut bersentuhan dengan realita). sekalinya idealis, idealis banget. tp pas udah kehilangan idealitanya, dia mungkin jadi lebih buruk dari orang/ sesautu yang tidak disukainya.

    wallahu'alam..

    ReplyDelete