Thursday, October 15, 2009

Look around and listen to your heart

Love? Ah, Sa kurang ngerti sama hal semacam ini. Tapi mungkin yang akan Sa tulis sekarang akan menyerempet-nyerempet ke masalah itu.

Sa benar-benar ga ngerti dengan yang terjadi sekarang ini. Banyak orang yang mudah untuk memutuskan untuk mencintai seseorang atau berhenti mencintai seseorang dengan alasan yang terlalu sederhana. Suka, bosan, menyenangkan, "dingin", peduli, cuek, ...... makin tak mengerti aku dengan dunia ini.

"Sebenarnya si Nisa ini mo ngomongin apa sih?" "Ntah" Mungkin cuma penyair lagu yang bisa mengungkapkan apa yang ada diotaknya dengan benar dan tepat. Tanpa memaksakan presepsi pribadi pada pendengarnya.

Saat ini Sa lagi suka dengan 2 lagu. Maaf, tapi 2-2nya adalah lagu berbahasa Korea. Tapi tenang aja, sudah ber-subtitle koq. Ibarat DJ radio, Sa mau mendedikasikan lagu ini pada 2 macam orang yang berbeda.

[1]
The Girl Who Can't Break Up, The Boy Who Can't Leave by LeeSsang



credits:
kpopsubs@Youtube

Lagu ini untuk orang-orang yang sedang berpikir untuk menyerah akan cintanya. Atau memang merasa bosan dan ingin cari yang baru. YEAH, I told you, you will not get enough!!!

LeeSsang: 2 orang ini luar biasa artist. Muka boleh biasa, tapi hasil kerjanya luar biasa. Sa jadi nge-fans. GIL, keep fighting!


[2]
Where U At - Taeyang (BigBang)



credits:
kpopsubs@Youtube

Lagu ini buat siapa saja yang mulai "bosan" menunggu dan mungkin mulai putus asa. [Sabar kawan, U know who U are ^^] Enjoy aja. Masih banyak lagu macam begini, so just be happy.

Taeyang: young man with attitude (kalo bahasa kerennya) bener-bener orang baik meski berada di dunia Kpop ^^

Tuesday, October 13, 2009

Cut Down



Mukya ~ T_T

Sa punya pohon favorit di kampus (ITB), pohon beringin yang ada di antara Labtek 7 (Farmasi) dan Gedung PLN. Dan saat tadi Sa lewat daerah sana, ternyata pohon besar itu tiba-tiba saja menghilang. Yang ada tinggal sisa akar yang muncul ke tanah dan sedikit batang bagian pangkal. Sakit hatiku.....

Sa paham kalo kadang-kadang pohon disekitar jalan raya harus ditebang batangnya, apalagi saat musim hujan seperti sekarang, karena jika batangnya roboh bisa membahayakan orang yang melintas. Tapi untuk kasus pohon ini, seharusnya tidak ditebang. Pohon ini masih kuat dan belum ada tanda-tanda tua yang kemungkinan akan roboh batangnya saat hujan datang.

Perbuatan siapa ini? Kebijakan siapa ini? Menurut Sa itu tindakan yang bodoh. KEMBALIKAN POHON KU!!!!! heu....hu....hu...... T_T

Thursday, September 10, 2009

Monday, July 27, 2009

Yukata

Sewaktu pertama kali pegang, trus dikeluarin dari bungkusnya, Sa bingung bagaimana cara pakainya, apalagi cara pakai Obi.


Sebenernya Sa sudah coba cari-cari manual bagaimana menggunakan Yukata. Tapi agak bingung dengan tahapan-tahapannya. Setelah itu nemu video yang lebih bagus cara menjelaskannya. Akhirnya Sa bisa juga pake Yukata.


Tampak Depan






Tampak Belakang





Bagus khan bentuk pitanya ^^

Sunday, July 26, 2009

Beasiswa Voucher ITB

Pada dasarnya, beasiswa ini diadakan untuk mendukung pelaksanaan penelitian di lingkungan ITB. ITB memerlukan resource peneliti untuk melaksanakan penelitian di dalam ITB sendiri. Oleh karena itu munculah beasiswa voucher yang setidaknya dapat menarik minat lulusan S1 ITB untuk melanjutkan S2 di ITB lagi.


Sebelumnya, beasiswa ini hanya meng-cover biaya SPP, tanpa biaya SKS. Tapi, jika seperti itu, beasiswanya jadi hanya sekedar “icip-icip” aja karena dari keseluruhan biaya 1 semester, porsi biaya SKS menyumbang presentasi paling besar dari keseluruhan biaya. Hampir 2/3nya jika teman-teman masuk ke teknik elektro (kurang tau juga kalo di prodi yang lain). Oleh karena itu, mulai beberapa tahun yang lalu (kurang tahu juga tepatnya mulai kapan), beasiswa voucher meng-cover SPP maupun SKS tiap semester. Dengan kata lain, semua biaya sekolah 1 semester, gratis ^_^ Seneng kan kalo denger yang gratis-gratis.


Periode beasiswa ini bermacam-macam. Normalnya, untuk S2 diberikan selama 2 tahun dan S3 untuk 3 tahun. Beasiswa ini bisa diperpanjang dengan alasan yang dianggap memenuhi syarat (nah bagian ini Sa belum punya informasi jelasnya). Diantara pergantian tahun pelajaran akan diadakan evaluasi penerima beasiswa ini. Meski beasiswa ini berlangsung 2 atau 3 tahun, bisa saja ditengah jalan diberhentikan jika si penerima beasiswa mempunyai IP


Sekarang tinggal bagaimana cara mendapatkan beasiswanya, khan........


Pertama, kita harus paham dahulu prinsip utama dari beasiswa ini sehingga strategi yang harus diambil akan semakin jelas. Prinsip utama voucher adalah:

[1] ditujukan untuk mendukung penelitian: sebelum mengajukan beasiswa voucher, pastikan nama kawan-kawan sudah atau akan tercantun dalam penelitian yang sedang dilakukan oleh salah satu dosen ITB. Point ini hukumnya WAJIB jika ingin bisa dapat beasiswa voucher. Jadi jika belum ikut penelitian dosen ITB, segera cari ^^

[2] beasiswa ini dapat diajukan oleh mahasiswa yang telah terdaftar sebagai mahasiswa magister, bukan untuk calon-mahasiswa-magister. Salah satu syarat dokumen yang harus disertakan saat pendaftaran beasiswa adalah surat keterangan bahwa kita telah diterima sebagai mahasiswa magister di ITB. Nah lho?! Pasti point [2] ini banyak yang dipertanyakan. Sabar, Sa jelaskan dibagian lain tulisan ini.

[3] beasiswa diajukan oleh ketua prodi, bukan oleh mahasiswa magister yang bersangkutan. Tapi biasanya ketua prodi malah tidak-tahu-menahu masalah beasiswa. Yah pada intinya sih kita tinggal menjelaskan bahwa kita butuh “tanda-tangan” ketua prodi untuk beasiswa ini dan memastikan nama kita tercantum dalam list atau daftar mahasiswa-magister-calon-penerima-beasiswa-voucher yang diajukan oleh prodi masing-masing ke LPKM.


Jika sudah paham kira-kira “wajah” dari beasiswa voucher, kawan-kawan tinggal meminta formulir pendaftarannya di LPKM yang saat ini letaknya di Basement, Gedung Campus Center Barat. Tinggal ikuti petunjuk dan langkah yang tertera pada formulir tersebut.


Seperti yang telah Sa singgung sebelumnya pada point [2] di atas, pasti ada pertanyaan besar yang menghinggapi pikiran kawan-kawan.

*Untuk bisa mendapatkan beasiswa, kita harus terdaftar sebagai mahasiswa.

**Sedangkan untuk bisa jadi mahasiswa harus bayar biaya pendaftaran terlebih dahulu.

***Padahal daftar beasiswa khan sebagai modal bayar pendaftaran..... @_@ Nah bingung khan!


Bagi kawan-kawan yang tabungannya sudah sampai ke dasar dan harga diri terlalu tinggi untuk minta uang pada orang tua, hal di atas jadi masalah yang susah dicari jalan keluarnya. Sebenarnya mudah saja ^_^


Bagi kawan-kawan yang belum tahu, sebenarnya di ITB terdapat fasilitas penundaan bayar SPP sampai maksimal 1 semester. Dan luar biasanya, fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa magister yang baru akan mendaftar. Penundaan pembayaran SPP ini dapat dilakukan dengan cara mengisi formulir penangguhan yang telah disediakan oleh LPKM. Formulir ini biasanya sudah bisa diambil di LPKM pada 2 minggu sebelum deadline pembayaran SPP.


Sebenarnya ada 2 jenis penangguhan SPP, yaitu:

[1] penangguhan akibat tidak mempunyai dana pada waktu yang ditentukan, alias memang sedang tidak punya duit, dan

[2]penangguhan akibat keterlambatan pencairan beasiswa


Bagi kawan-kawan yang akan mengajukan beasiswa, penangguhan yang dilakukan adalah penangguhan [1]. Sedangkan penangguhan [2] hanya ditujukan untuk mahasiswa yang sudah memiliki kepastian bahwa akan menerima beasiswa yang dapat dibuktikan dengan dokumen legal seperti SK (Surat Keputusan) atau surat kontrak beasiswa. Dua jenis penangguhan ini memiliki formulir yang berbeda, jadi pastikan formulir yang berada di tangan kawan-kawan adalah formulir yang tepat.



Berbagai bentuk komentar dan pertanyaan Sa harap bisa diposting di bagian comment blog http://aksayurikara.blogspot.com



EDITED:

Ada kabar terbaru dari kawan-kawan Sa yang sekarang sedang mengusahakan beasiswa Voucher. Ada perubahan peraturan, ternyata sekarang tidak bisa dilakukan penangguhan untuk calon-peserta beasiswa voucher.

Akhirnya perlu punya modal sendiri dan baru "diganti" jika sudah dapat beasiswanya.

Friday, July 24, 2009

Pendaftaran S2 ITB

Tulisan ini mungkin akan sangat bermanfaat bagi temen-temen yang berniat melanjutkan S2 di ITB (terutama yang S1 juga dari ITB) dan berharap dapat sekolah dengan gratis lewat beasiswa yang disediakan oleh ITB sendiri yaitu beasiswa voucher. Kebanyakan hal-hal di tulisan ini merupakan pengalaman pribadi. Masalah data dan infromasi yang lebih tepat bisa di cari di web resmi ITB atau lembaga terkait, tapi Sa sangsi kalau infromasinya tersedia. Biasalah.... orang Indonesia kan kurang rapi dalam hal dokumentasi ^_^ Tapi tidak ada salahnya khan untuk mencoba!



Pendaftaran untuk S2 dapat dilakukan pada semester ganjil maupun genap. Sa sendiri lebih memilih mulai masuk di semester ganjil agar tidak ada tumpang-tindih masalah kurikulum. Biasanya ada beberapa kuliah di semester genap yang secara tidak formal merupakan lanjutan kuliah di semester ganjil. Jika tertarik coba cek website resmi ITB pada sekitar bulan Maret untuk masuk di semester ganjil dan bulan November untuk masuk di semester genap.


Ada beberapa tes yang harus diikuti. Threshold nilai tiap tes bergantung dari departemen yang akan dimasuki. Tes-tes tersebut adalah:


1. TPA aka Tes Potensial Akademik: tes ini diadakan oleh Bapenas (salah ga ya nulisnya). Jika teman-teman sudah pernah mengikuti tes ini, tidak perlu ikut tes lagi di ITB. Cukup menyetorkan hasil TPA yang masih berlaku (jangan yang udah kadarluarsa) sewaktu pendaftaran. Masa berlaku TPA adalah 2 tahun dari tanggal hasil tes dikeluarkan. Biaya tes ini cukup mahal dan periode diadakannya pun tidak terlalu sering, jadi manfaatkan kesempatan tes dengan sebaik-baiknya.

Tips:
Pasti banyak yang bertanya, “apa saja yang diujikan di TPA?”
Singkatnya tes ini membuat kita wajib menjadi [kamus], [kalkulator], dan [mesin simulasi 3D] ^_^
Tapi tidak usah khawatir, yang dibutuhkan di tes ini sepertinya hanya kesiapan mental dan fisik. Jadi persiapkan dirimu sebaik-baiknya.


2. Bahasa Inggris: ITB menerima hasil tes TOEFL dari manapun. Tapi, di Indonesia ini, apalagi para fresh graduate pasti kantongnya pada kempes kalau disuruh ikut tes TOEFL. Tidak usah khawatir, karena UPT bahasa ITB menyediakan EPT yang harganya jauh lebih terjangkau dan hasilnya masih diterima oleh ITB.
Bagi kawan-kawan yang merasa bahasa Inggrisnya payah (seperti diriku), tidak perlu khawatir juga, karena jika tidak memenuhi threshold di tes ini, tidak akan membuat anda gagal masuk ke S2 ITB. Saat score kawan-kawan lebih rendah dari yang disyaratkan, kawan-kawan tetap diterima di ITB, namun akan diberikan kelas tambahan bahasa Inggris yang tidak masuk dalam SKS wajib. So, don't worry. Yang pasti, kalo mo lulus master alias tesis, score ini harus sudah terpenuhi.


3. Akademik: tes ini menguji tingkat kepahaman konsep dari major yang akan diikuti. Setau Sa, kebanyakan masalah konsep dasar yang kemungkinan akan membawa malapetaka yang tak terelakan kalau ga tau masalah itu. Kurang paham satu-atau-dua hal tidak akan membuat gagal masuk S2, paling akan disarankan atau disyaratkan ikut kuliah martikulasi yang SKS-nya tidak dimasukkan di SKS S2. Biasanya kuliah yang akan disarankan adalah kuliah dasar yang menurut penilai pemahaman kita di bidang itu masih sangat kurang. Oh, masalah penilai adalah dosen-dosen yang diberi tugas menilai. Mengenai spesifik nama, Sa kurang mengerti.


4. Wawancara: nah kalo ini sih Sa ga bisa ngasih bocoran apa-apa. Bisa sangat bergantung dari mood pewawancara. Sa hanya bisa bilang “Semoga beruntung, kawan!”


Jika semua tes telah diikuti, tinggal “deg-deg”an aja menunggu hasil di rumah. Hasil dan pengumuman final diterima atau tidaknya akan dikirim ke rumah masing-masing. Pada periode ini disarankan untuk lebih banyak berdoa dan bersabar. ^_^




Kalo temen-temen ada pertanyaan, silahkan diajukan di bagian comment. Semoga bisa Sa jawab dan semoga saja pertanyaan-pertanyaan itu mewakili teman-teman yang lain juga. Tul ga?!


to be continue: [beasiswa voucher ITB]



UPDATE:

Teman-teman blogger, tulisan diatas dibuat sekitar 2 tahun yang lalu. Saya terdaftar sebagai mahasiswa master di ITB semenjak bulan Agustus 2008. Saya mengikuti Twinning Program ITB-TUT (Toyohashi University of Technology) dan telah lulus bulan April 2011.

Mungkin ada keadaan ITB yang berubah selama 3 tahun ini yang tidak saya ketahui karena sudah tidak berada di lingkungan ITB semenjak bulan Juni 2011. Jadi semoga tulisan diatas bisa memberi sedikit bayangan, tapi untuk detailnya, mohon dicari sumber lain yang lebih update dari saya :P

Semoga berhasil melanjutkan sekolah ^^
mohon doanya biar saya bisa segera melepaskan status "putus sekolah"

Wednesday, April 8, 2009

[GOLPUT LEGAL]

[T] punya KTP?

[J] ada

[T] bayar pajak?

[J] udah

[T] warga negara?

[J] @_@ BUKAN


tah pa pa ni REPUBLIK

daku disuruh jadi SILUMAN di negeri sendiri

Friday, March 13, 2009

Wednesday, March 4, 2009

Kniting

Alhamdulillah........

Akhirnya 1st scraft hasil rajutan beres juga. Setelah beberapa kali mencoba, ternyata masih belum bagus juga, masing mringkel-mringkel. Tapi untuk produk pertama, gpp lah..... ^_^

Kalo ada yang mau coba-coba bikin juga, mungkin bisa diliat di http://www.theknittingsite.com/

Ternyata lumayan membantu, soalnya setiap tahapan penting disediakan gambarnya. Jadi lebih kebayang. Beberapa buku atau referensi isinya cuma tulisan doank! Jadi pusing ngikutinnya. Lumayanlah.... kalo lagi puyeng ngerjain tugas kuliah atau tugas lab, kniting bisa jadi selingan yang berguna.

Thursday, February 26, 2009

Nama Labtek-ku Berganti

Dalam salah satu adat-istiadat, kalo orang ganti nama biasanya bikin bubur merah dan bubur putih, kalo Labtek-ku ini bikin apa ya?


Bagi teman-teman mahasiswa atau ex-mahasiswa teknik elektro ITB, pasti dah familiar banget sama Labtek VIII. Kalo dulu sih, terkenal dengan spot OSPEK. Pasti disuruh kumpul di parkiran Labtek VIII [jadi kangen]

Nah sekarang, Labtek kita ini sekarang punya nama baru. Karena cuma pake camera HP yang ga canggih, jadi ga keliatan ya?! Di sebelah kanan kipas AC yang nongkrong 2 biji di gambar di atas, ada tulisan besar-besar: "AHMAD BAKRIE"

Ini-lah nama baru Labtek kita. Nah itu nama yang bagus atau tidak. Tapi, kalo Sa sih ngerasanya kurang sreg aja. Labtek VIII identik dengan Elektro. Kenapa ga yang nempel di gedung itu nama salah satu tokoh dibidang elektro. Kenapa mesti pak Ahmad Bakrie. Sa tau, bapak ini adalah salah satu tokoh Indonesia yang patut di hargai, tapi dalam bidang Ekonomi dan semacamnya, bukan Elektro. Kalo nama ini nongkrong di Gedungnya SBM, baru lah agak pas.

Sa lebih setuju kalo Labtek kita ini dikasih nama Edison, Newton, Fourier, Chua, atau nama tokoh-tokoh Kelektroan yang pernah bikin kita pusing dengan teori-teorinya di bangku kuliah. Oh iya, ga mungkin lah nama-nama salah satu tokoh kita nongkrong di Labtek kita, wong ga ngasih duit ke ITB. [ups, mulai skeptis..... kesel sih]

Monday, January 26, 2009

"Bebal", hanya kata itu yang paling tepat!

Membenci: Aktifitas yang paling tidak kusukai dan paling menghabiskan banyak tenaga.

Tapi apa mau dikata jika semua situasi hanya bisa mengantarkan kita pada keadaan itu? Jika kesabaran sudah tidak bisa lagi mentolerir kekurangan manusia?


Penyakit hati ini yang sekarang sedang menghinggapi hati Sa. Mungkin karena kelemahan Sa sehingga penyakit hati ini tumbuh subur. Tapi memang banyak sekali "pupuk" yang membuat sulit sekali mencabut gulma ini. Hal-hal yang paling Sa benci, dilakukan oleh orang-orang terdekat Sa. Mau-tak-mau "pupuk" itu menyuburkan kebencian di hati.

Mungkin bisa Sa list perilaku-perilaku apa saja (saat ini) yang bisa membuat Sa membenci seseorang:

[1] Merokok yang dibarengi dengan aktifitas mengganggu akibat asap rokok-nya. Tak perlu panjang lebar membahas kenapa Sa benci rokok. Sudah rahasia umum.

[2] Tidak menjaga kebersihan dan kerapihan. Sa sadar, tingkat kebersihan dan kerapian orang berbeda-beda. Namun jika ketidak-bersihan dan ketidak-rapian nya mengganggu orang lain sehingga orang lain yang harus meng-handle hal tersebut, 1 atau 2 kali mungkin dapat ditolerir, tapi kalo keseringan, jadi capek juga. Masa tidak ada pembelajarannya sama sekali?

[3] Tidak menghargai privasi orang lain. Masalah ini sepertinya sudah jadi masalah umum, alias tipikal orang Indonesia sekali (red: kebanyakan masyarakat Indonesia melakukannya). Liat aja, acara infotaiment masih jadi acara yang menjamur dimana-mana, ini jadi indikasi kalau memang masyarakat Indonesia paling tidak bisa menghargai privasi orang lain. Password, file-file, barang-barang yang disimpan ditempat milik sendiri adalah contoh kepemilikan yang pribadi sifatnya. Sa paling benci ada orang yang seenak perutnya ngobrak-ngabrik hal-hal pribadi Sa. Mungkin mereka-mereka yang melakukan ini perlu diberi penyuluhan tentang yang mana ruang publik dan yang mana ruang pribadi.
(nb: Maaf Jambak, Sa benar-benar lupa, bukan disengaja.)

[4] Copy-cat. Dalam bahasa sunda biasa disebut "tutrut munding". Memberikan contoh yang baik adalah kewajiban setiap muslim kepada muslim yang lain sebagai bentuk dari saling memberi nasihat (Al Asr). Tapi apa yang terjadi jika yang dicontoh itu bukan hal-hal yang esensial. Misalkan: hari ini Sa beli barang A, besoknya dia beli barang A juga. Trus Sa pake barang B, besoknya dia pengen pake barang B juga. Annoying banget jadinya! Pada intinya Sa ga suka disama-sama-in.

[5] Mengulang hal-hal yang Sa benci seperti Allah tidak menurunkan akal padanya. Ini yang paling pas disebut dengan Bebal.


Jika ada yang berkomentar "benci itu tipis batasannya dengan cinta lho, Sa!". Yang ada dipikiran Sa adalah "sepertinya orang ini kurang pengalaman hidup." Menurut pengalaman di masa lalu (yang bukan Sa aja yang mengalami) klasifikasi "benci" yang batasnya tipis dengan "cinta" adalah jenis benci yang fase awalnya adalah cinta. Salah satu sifat cinta (selain kurang berlogika) adalah lebih mudah menuju kepada fasa kebencian. Jika cinta itu berkembang dengan baik, maka akan berubah menjadi cinta yang sesungguhnya, tapi jika cinta itu berkembang dengan cara yang buruk, biasanya berakhir pada fasa benci. Nah, benci seperti itu yang batasnya sangat kecil dengan cinta.

Tapi fasa benci yang terjadi pada Sa saat ini bukan benci yang sebelumnya telah diungkapkan. Tapi memang benci yang diawali dengan fase sabar yang demand dosisnya selalu meningkat sehingga mengakibatkan imunitas terhadap rasa sabar itu sendiri. Pada akhirnya rasa benci meraja-lela dan tak ada sangkut-pautnya dengan cinta.


Kawan, semoga tulisan di atas tidak menimbulkan image bahwa Sa mudah membenci dan Sa sulit memaafkan, yang membuat kalian takut berinteraksi dengan Sa. Percayalah, Sa bukan orang yang "sulit". Jika Sa merasa terganggu, pasti Sa pasti bilang. Jadi, santai saja sampai Sa protes, selama Sa ga protes, berarti Sa baik-baik saja.

Wednesday, January 21, 2009

Berhenti sejenak di warung kopi, untuk menghirup aroma kehidupan!

Sudah lama sekali Sa tidak menulis hal-hal yang sedikit bermakna di blog ini. Kebanyak hanya masalah update keadaan, Sa sedang ini atau itu. Hambar lah!

Akhir-akhir ini banyak yang hal-hal yang lebih dari biasanya terjadi di sekitar Sa. Mulai dari hal yang real seperti kesibukan lab yang makin meningkat dan projek-projek kuliah -yang menyita waktu dan pikiran- sampai ke hal-hal yang tidak real (atau lebih tepat disebut bukan dalam bentuk material) seperti masalah perasaan.

Setelah terlewatnya kejadian-kejadian itu dan berkurangnya intensitas aktifitas memberikan Sa sedikit waktu untuk berpikir, merenung, mengevaluasi diri, jangan-jangan di waktu yang singkat ini sudah banyak sekali hal-hal penting yang terlewatkan atau bahkan terlupakan.

Dari waktu-ke-waktu, hal yang paling sulit dihadapi dalam hidup adalah masalah perasaan. Benda yang satu ini sulit diidentifikasi namun keberadaannya sangat nyata bahkan hal ini yang paling mempengaruhi jalan kehidupan manusia. Biarlah Sa sekarang lebih memfokuskan tulisan kali ini di masalah hubungan perempuan dan laki-laki. Masalah basi tapi mau gimana lagi, masalah ini yang paling menguras banyak pikiran dan tenaga.

Mungkin jika kita (terutama teman-teman di sekitar Sa) melihat interaksi yang tidak biasa dilihat, bisa dikatakan yang lebih intens, muncul reaksi-reaksi yang tidak biasa dan mungkin lebih mengarah ke dalam kategori reaksi yang heboh. Saat masih kuliah dulu, senior-senior kita mulai mencari strategi dan memutar otak bagaimana memberikan nasehat mengenai bahaya VMJ (Virus Merah Jambu) pada teman-teman kita yang terserang virus tersebut yang indikasinya terlihat dari interaksi lawan jenis yang “sedikit” berlebihan dari biasanya.

Sekarang ini, saat usia kita tidak bisa dikatakan sebagai ABG lagi, seperinya sudah tidak pantas kita diberi nasehat lagi soal VMJ. Pasti komentar orang yang menjadi target operasi adalah “emangnya aku anak kecil yang tidak mengerti hal seperti itu.” Disitu lah intinya, seharusnya saat ini kita sudah jauh sangat sadar dan paham mengenai cara dan jalan hidup yang kita ambil dan apa resiko dari pilihan kita tersebut. Bahasa yang lebih lazim digunakan adalah DEWASA. Konsekuensi dari kedewasaan tersebut adalah kita berani memilih, berani menerima resiko, dan menghargai pilihan orang lain.

Menurut Sa, [asumsi] kita adalah manusia dewasa, VMJ bukan lagi tema yang patut jadi sarapan hidup kita. Sedikit lebih keren lah, tema pernikahan, cara membangun pribadi anak yang tangguh, pemberdayaan masyarakat, dunia ekonomian dan topik-topik semacam itu yang patut jadi makan siang kita sehari-hari. Karena masalah VMJ itu seharusnya kita sudah sangat paham dan tahu harus berinteraksi seperti apa terhadap lawan jenis.

Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Janganlah hal yang sebenarnya mudah ini menjadi dipersulit. Lebih baik tenaga muda kita ini dihabiskan pada hal-hal yang lebih bermanfaat bagi orang banyak bukan bagi diri kita sendiri.

Manusia itu memang tidak ada yang sempurna tapi kita bisa melakukan apa yang kita bisa. Saat kita melihat kesempurnaan seorang manusia, bukan berarti dia tidak memiliki kekurangan, namun dia pandai menutupi kekurangan tersebut. Kekurangan-kekurangan yang kita miliki memang patut ditutupi, karena jika karena kekurangan kita terlihat dan ada orang lain yang tertular kekurangan kita tersebut, sangat disayangkan. Sedangkan jika kita memiliki kelebihan, perlihatkanlah dan berdo’a agar Allah memperindah pribadi kita dari yang disangkakan orang lain pada diri kita! Karena saat orang lain mencontohnya, semoga Allah memberikan pahala dan berkah yang lebih.

Saat hal-hal yang memberatkan hati menimpa kita, simpanlah dalam hati saja. Simpan baik-baik agar manusia menyadari bahwa dirinya bukan berarti apa-apa di dunia ini. Janganlah menyalurkan keluh-kesahmu pada manusia, berkeluh-kesahlah hanya pada Allah. Cobaan itu datang dari Allah, jangan “mengadukan” hal-hal yang datangnya dari Allah pada manusia yang tidak punya kuasa akan apa-apa. Nasehat ini yang dulu sering kita dengar dari kakak-kakak kita yang perduli pada keadaan adik-adiknya.

Terakhir, ingin ku katakan:

Saat membenci sesuatu, sampaikanlah!

Bisa jadi hal itu menjadi lentera dari kekhilafan.

Saat menyenangi sesuatu, katakanlah!

Bisa jadi hal itu menambah semangat untuk berjuang.

Saat bersedih, simpanlah sendiri!

Agar kesedihan tidak menentuh sekelilingmu.

Saat gembira, perlihatkanlah!

Agar ia menyebar dan menjadikan kehidupan ini lebih mudah di tapaki.

Hidup ini lebih mudah dijalanin bersama.

Dengan kawan setia yang senang melihat senyum tergambar di wajah,

Yang dapat diandalkan saat dunia menghimpit dada.

Kawan, kita pasti bisa!